Cinta memang membutuhkan pengorbanan tapi jangan menjadi korban

Minggu, 18 Maret 2012

DAKWAH KULTURAL MUHAMMADIYAH



Dakwah adalah cara untuk menyampaikan sesuatu hal agama khususnya agama Islam. Dalam hal ini Muhammadiyah sebagai organisasi atau gerakan dakwah di bidang sosial maupun  pendidikan mempunyai peranan penting di kalangan masyarakat. Muhammadiyah sejak dulu dianggap sebagai gerakan pembaharu dan organisasi modern yang menonjol dalam dakwah sosial dan dakwah pendidikan. Terbukti dengan berdirinya lembaga sosial, lembaga pendidikan dan amal usaha lainnya di seluruh Indonesia. Tentu saja prestasi ini harus kita jaga dan kita tingkatkan dengan tetap menjadi pembaharu pergerakan Islam dengan gerakan tajdidnya.

Dalam melakukan dakwah tentu membutuhkan kepemimpinan ulama’ dan perlu adanya pengembangan dakwah jauh lebih kreatif dan mampu merangkul berbagai golongan untuk mengenal Muhammadiyah dengan pendekatan cultural. Sehingga wacana tentang dakwah kultural diperlukan di kalangan Muhammadiyah untuk mengembalikan citra Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah.

Alasan kenapa dakwah kultural harus dilakukan?
1. Betapa kuatnya kultural masyarakat kita.
2. Semakin berubahnya tatanan strategi dakwah tradisional.
3. Semakin merebaknya permasalahan sosial kultural di masyarakat.
4. Ketidaktegasan pemerintahan terhadap lahirnya aliran-aliran sesat di Indonesia.

Dakwah kultural Muhammadiyah merupakan konsep dan pemikran yang komprehensif, produk Muhammadiyah secara resmi kelembagaan merupakan sistem atau Manhaj Dakwah Muhammadiyah yang paling lengkap dan intitusional. Dikatakan lengkap karena menyangkut konsep dakwah secara umum maupun dakwah kultural sebagai suatu  pendekatan, sekaligus mengandung aspek-aspek dakwah di berbagai bidang kehidupan. Termasuk di dalamnya gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah. Dikatakan institusional  karena dakwah kultural merupakan pemikiran resmi yang pembahasannya selain melalui tim yang melibatkan banyak orang dan lintas lembaga yang ditunjuk resmi oleh Pimpinan Pusat. Dalam tanfidz Muhammadiyah tahun 2004, pemikiran dakwah cultural (2004:20) dinyatakan tentang konsep dakwah secara umum yaitu “Upaya untuk mengajak seseorng atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan Islam atau mewujudkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata “. Dakwah dalam konsep ini termasuk pembangunan kualitas sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakangan, serta pembebasan. Dakwah juga menyangkut penyebarluasan rahmat Allah. Sehingga Islam menjadi rahmatan lil alamin.
Adapun yang dimaksud dakwah kultural ialah “Upaya menanamkan nilai-nilai Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas. Dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam kaitan ini tidak benar jika dakwah kultural meligitimasi hal-hal yang bertentangan dengan Manhaj pemikiran Muhammadiyah, termasuk dalam menghadapi gejala syirik, bid’ah dan khurafat, (Dakwah Kultural Muhammadiyah terbitan tahun 2004). Jika diperhatikan secara seksama, objektif, dan jernih maka konsep dan pemikiran dakwah Muhammadiyah yang lahir sebelumnya, maka sesungguhnya sudah lengkap pemikiran, pendekatan, metode, dan hal-hal lain seputar pemikiran dakwah dalam  Muhammadiyah.
Kemudian bagaimana sebaiknya Muhammadiyah bergerak dalam dakwah kultural ini? Kini yang diperlukan adalah pelaksanaan di lapangan, yang sesungguhnya juga tidak berada di ruang vakum karena selama ini seluruh uni organisasi dan amal usaha serta kegiatan Muhammadiyah merupakan pengejawatan dari usaha dakwah Islam yang dijalankan Muhammadiyah. Kini yang diperlukan tidak lain adalah mobilisasi seluruh potensi dan kekuatan dari dari tingkat pusat hingga ranting diseluruh uni organisasi dan anggota untuk menjalankan konsep-konsep dakwah Muhammadiyah yang lengkap dan cerdas itu secara meluas dan terintegrasi, yang didukung pelaku-pelaku gerakan dan sepenuh hati berkhidmad dalam menjalankan dakwah Muhammadiyah, khususnysa kita yang ada di ortom Muhammadiyah.

0 komentar:

Posting Komentar