Cinta memang membutuhkan pengorbanan tapi jangan menjadi korban

Selasa, 18 September 2012

Orientalis Idealisme Gerakan Muhammadiyah

Merupakan suatu kelaziman sebagai sebuah organisasi, Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan dari pendirinya yaitu KHA. Dahlan. setiap gagasan dan pokok-pokok pikiran yang ingin diwujudkan melalui persyarikatan yang beliau dirikan itu tentu saja berangkat dari kesadaran bahwa gagasan tersebut tidak mungkin diwujudkan secara individual termasuk oleh beliau sendiri, tetapi harus oleh sekelompok orang secara bersama-sama dan bekerja sama. oleh karena itulah beliau mengajak beberapa orang yang menyetujui gagasan dan pokok-pokok pikiran beliau untuk membentuk suatu organisasi yang diberi nama Muhammadiyah. atas dasar ini dapat dipahami kalau yang semula merupakan gagasan dan pokok-pokok pikiran pribadi KHA. Dahlan itu kemudian diintregasikan menjadi gagasan dan pokok-pokok pikiran Muhammadiyah.

Sesuai dengan pendirian dan sikap KHA. Dahlan yang lebih suka mewujudkan gagasan dan pokok-pokok pikirannya melalui tindakan nyata, maka di awal perjalanannya, Muhammadiyah sangat miskin dengan rumusan formal secara tertulis mengenai gagasan dan pokok-pokok pikiran yang ada, barangkali hanya dijumpai dalam anggaran dasar atau statuta Muhammadiyah.

Pada proses perjalan selanjutnya, setelah Muhammadiyah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik secara vertikal maupun horisontal, dengan permasalahan dan tantangan yang semakin bertambah berat dan kompleks, maka dirasa perlu pelembagaan gagasan dan pokok-pokok pikiran itu dalam rumusan formal, yang dihasilkan melalui forum-forum permusyawaratan yang bersifat Legislasi, seperti Muktamar dan Tanwir.

Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis. pokok-pokok pikiran yang dapat dikategorikan sebagai pokok pikiran yang bersifat ideologis, antara lain adalah : Mukoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (Th 1951), Kepribadian Muhammadiyah (Th 1961), Matan (Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah) (Th 1969). Sedangkan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis, adalah berupa Khittah Palembang (Th 1956), Khittah Ponorogo (Th 1969), Khittah Ujung Pandang (Th 1971), Khittah Surabaya (Th 1978) dan Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Th 2003).

Mukaddimah Anggaran Dasar berisi tujuh pokok pikiran sebagai berikut :
1. Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan Allah), berTuhan, beribadah serta tunduk dan taat, hanya kepada Allah.
2. Hanya manusia adalah bermasyarakat
3. Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan berbahagiasejahtera yang hakiki dunia dan akhirat.
4. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada sesama manusia.
5. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad Saw.
6. Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di tas hanya dapat dicapai apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi.
7. Seluruh perjuangan menuju satu titik tujuan Muhammadiyah yakni "terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".

Kepribadian Muhammadiyah itu mengundang 4 macam pokok pikiran, yaitu :
1. Hakekat Muhammadiyah
2. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah
3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
4. Sifat Muhammadiyah.

0 komentar:

Posting Komentar